Selasa, 30 November 2010

Hipnotis Bukan Magis


Banyak orang menyangka hipnotis atau hipnosis sarat dengan kekuatan magis yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah. Di beberapa daerah praktek hypnosis bahkan dilarang. Namun, para praktisi hypnosis membantah hal tersebut dalam Indonesia Hypnosis Summit 2010, Minggu (13/6/2010), di Hotel Oasis, Jakarta.
“Hipnosis adalah penembusan faktor krisis dalam otak dengan menambahkan perintah atau sugesti tertentu pada saat kondisi seseorang dalam keadaan trance. Tidak ada kekuatan yang aneh,” ungkap hipnoterapis Ade Gunawan.
Ia menceritakan selama ini masyarakat membayangkan seseorang dengan kemampuan hipnosis dianggap bisa melakukan apapun kepada subjeknya, termasuk seperti hipnosis yang ada di TV. “Padahal, hipnoterapis hanya membantu subjek untuk menggerakan pikiran bawah sadar untuk menyelesaikan masalahnya,” ungkap Ade kepada Kompas.com.
Ade menjelaskan meski seseorang dalam keadaan deep trance sekalipun, orang tersebut pasti sadar. “Ini karena ada empat filter bawah sadar yang selalu ada dalam diri tiap orang,” ujarnya. Keempat filter bawah sadar tersebut adalah keselamatan hidup, moral agama, logika, dan nilai.
Ia mencontohkan seseorang yang dihipnotis kemudian diperintah untuk membuka baju, tanpa sadar orang tersebut akan menolaknya karena berlawanan dengan nilai dalam diri. “Tapi, kalau ada kasus perampokan dengan modus hipnotis, saya rasa itu bukan. Mungkin ia menggunakan kekuatan lain yang tidak ada dalam ilmu kita,” ungkapnya.
Ia menjelaskan hipnosis bisa bermanfaat untuk membantu menyelesaikan masalah kejiwaan seseorang mulai dari yang paling ringan seperi phobia hingga paling berat seperti depresi dan kepribadian multi.
Adapun, hipnosis di Indonesia sudah ada sejak zaman nenek moyang. Namun, literatur tentang hipnosis sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan baru dimulai tahun 1960-an. Pada awalnya, hipnosis lebih dikenal melalui teknik terapi dengan penanaman sugesti positif. Namun, seiring dengan perkembangan, tekniknya pun berkembang. Kini mulai dikenal dengan Neuro Lingustic Programming yang menitikberatkan pada penggunaan bahasa, intonasi, dan bahasa tubuh dalam mempengaruhi pikiran hingga Cognitive Behavior Therapy dan terapi dengan totok.

Senin, 08 November 2010

Penelitian Alien

Saya pernah membaca dari sebuah situs bahwa Sebuah tim arkeologi yang berasal dari University of New Mexico baru-baru ini menyatakan rencananya untuk menggali fakta-fakta tentang jejak UFO di Roswell, New Mexico yang sempat menjadi insiden heboh di tahun 1947.

Ketika itu, ditemukan sebuah piring terbang jatuh di dekat kota Roswell, New Mexico. Namun, militer AS langsung menyatakan bahwa apa yang sebenarnya terjadi adalah salah satu dari program mereka bernama Mogul. Namun, sejumlah pihak mencurigai alasan tersebut dan menganggap militer AS sengaja menutup-nutupi fakta tentang UFO yang jatuh beserta mayat-mayat alien di dalamnya.

Terkait investigasi, tak tanggung-tanggung, tim tersebut menghabiskan dana sekitar US$26.000, atau setara Rp232,1 juta untuk mencari jejak UFO di Roswell.

Tak mengherankan, dana yang disediakan oleh Sci-Fi Channel, rumah produksi yang mengirimkan kru untuk mendokumentasi penelitian tersebut, nampaknya tak akan sia-sia untuk sebuah investigasi serius.

"Kami ingin melibatkan diri langsung dalam investigasi arkeologi berstandar tinggi ini, terlebih lagi untuk mencari fakta-fakta tentang insiden besar UFO yang melanda New Mexico setengah abad yang lalu," kata Dirk Chapman, salah seorang direktur bidang arkeologi di University of New Mexico.

"Ada banyak peneliti melakukan hal yang sama dan hasilnya serupa. Di lokasi ini memang terdapat jejak sebuah piring terbang dan sangat besar kemungkinannya jika itu adalah UFO," tandasnya.

Seperti yang diduga, ekspedisi tentang UFO oleh Chapman dan timnya menuai kritik dari sejumlah akademisi. Salah satunya dari Dave Thomas, ahli fisika dari New Mexicans for Science and Reason.